Senin pagi ini

-
Apa yang kau rasa pada setiap hari Senin? Ketika akhir pekan usai, keceriaan sunday morning akan memudar seiring hari semakin larut. Dan ketika pagi itu tiba. "I hate Monday!!!" adalah komentar yang keluar dari sebagian besar orang, seolah Monday sudah membuatnya rugi besar.
Apa memang demikian bila kita sudah dihadapkan dengan Senin lagi setelah beraktifitas selama 5 hari dan refreshing di akhir minggunya? Kasihan betul si Senin ini. Begitu banyak yang tidak mengharapkan kehadirannya.
Mestinya kita kembali segar setelah "nyantai", bukannya tambah malas untuk kembali beraktifitas. Senin seperti juga Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Satu hari 24 jam yang harus kita pergunakan dengan baik. We should hate the day when we don't do anything at all. We must say we love Monday as we love the others. So wake your conscioussness up. Spread your wing and fly. Because it's Monday.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pelatihan Jardiknas

-
minggu ini sudah angkatan yang kesekian kalinya dari sekitar 20an lebih angkatan yang dijadwalkan untuk mengikuti pelatihan jardiknas khusus guru. banyak sekali pengalaman menarik yang terjadi dan semuanya sangat memberi kesan tersendiri. saya pernah ke belahan bumi indonesia lainnya untuk melaksanakan tugas yang kurang lebih sama. ada semangat, keluh kesah, dan berbagai macam guyonan lucu. bayangkan saja sekian ratus orang dengan berbagai macam pengalaman, pengetahuan bahkan selisih usia yang kadang sangat mencolok. pastilah memberikan inspirasi tersendiri ketika melihat masih banyaknya peserta dengan usia yang sangat senior terlihat "nggethu" menggerak-gerakkan mouse dan mengetik satu-satu huruf pada tuts keyboard. belum lagi memperhatikan betapa banyaknya nama dan fasilitas yang tersedia pada tiap-tiap program aplikasi komputer. namun itulah yang mengilhami saya. mereka tidak takut dan jengah terhadap perubahan. intensitas dan energinya sangat tinggi mengingat waktu diklat
Read more

Fiqh Kesenian KiaiKanjeng di Malaysia

-
Sesudah tahun lalu tampil dua malam berturut-turut di Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur Malaysia, 13 an 14 Pebruari 2005 kembali KiaiKanjeng manggung dan memberi persembahan yang sangat berbeda dengan sebelumnya. KiaiKanjeng di Malaysia sudah tidak berada pada tahap di mana mereka perlu membuktikan kemampuan karya atau kecanggihan musikalnya. Yang ditunggu oleh publik Malaysia dari KiaiKanjeng adalah eksplorasi nilai dan wawasan yang lebih luas dan ragam, karena dalam hal penampilan musik mereka sudah memastikan nomer-nomer KiaiKanjeng tak usah diragukan lagi keunikan dan kejutan-kejutan estetiknya. Maka pada persembahan 13 Pebruari, KiaiKanjeng meletakkan suguhan nomer-nomer musiknya di dalam pemaparan fiqih Islam, pemetaan nilai-nilai dasar dan berbagai cakrawala budaya Islam. Itu membuat para pendengar musik, penikmat seni Islam maupun para pelaku seninya sendiri merasa aman dan mantap mengekspressikan dan menikmatinya. "Kita bernyanyi, berd
Read more